Akuntansi Syariah Sebagai Solusi?
Di era yang modern ini, globalisasi semakin menampakkan tajinya. Salah satu contohnya adalah pengaruh pendidikan orang Barat yang telah memasuki system pendidikan kita saat ini. Misalnya saja di jurusan Akuntansi UNHAS disuguhkan buku akuntansi yang berasal dari pemikiran orang barat, mulai dari Pengantar Akuntasi hingga Akuntansi Keuangan buku pedoman pengajarannya ditebitkan dari orang barat yaitu Kieso dkk. Jadi jangan heran ketika pemikiran lulusannya terkonstruk pada pemikiran orang barat.
Di era yang modern ini, globalisasi semakin menampakkan tajinya. Salah satu contohnya adalah pengaruh pendidikan orang Barat yang telah memasuki system pendidikan kita saat ini. Misalnya saja di jurusan Akuntansi UNHAS disuguhkan buku akuntansi yang berasal dari pemikiran orang barat, mulai dari Pengantar Akuntasi hingga Akuntansi Keuangan buku pedoman pengajarannya ditebitkan dari orang barat yaitu Kieso dkk. Jadi jangan heran ketika pemikiran lulusannya terkonstruk pada pemikiran orang barat.
Hal lain dapat di lihat dalam proses harmonisasi
standar pelaporan keuangan. Pada umumnya landasan teori yang dipergunakan untuk
membuat standar pelaporan keuangan bersumber dari IASC (International
Accounting Standards Committee). Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan
Oleh IAI jelas-jelas menyadur Framework for the Preparation and
Presentation of Financial Statements IASC. Alasan Indonesia untuk
mengadopsi standar keuangan tersebut merupakan konsekuensi Indonesia telah
menandatangani perjanjian dengan IMF (International Monetary
Fund) pada tahun 1997 dan salah satu isi perjanjiannya adalah
indonesia harus mengadopsi kebijakan keuangan IASB.
Alasan harmonisasi inilah yang mengantarkan kita ke
babak baru yaitu neoliberalisme. Dengan penyeragaman standar ini, akan
mempermudah bagi negara-negara adidaya untuk memanfaatkan negara-negara
berkembangan seperti negara kita tercinta ini. Dengan kedok untuk menerapkan
prinsip Good Coorporate Governance (GCG) yaitu jelasnya akuntabilitas
dan transparansi namun ada tujuan spesifik dari negara tersebut yaitu, untuk
mempermudah aliran modal mereka. Perusahaan besar mereka akan senaknya saja
menguasai sumber alam kita yang lambat laun akan mematikan perusahaan-perusahaan
asli dalam negeri kita.Currency (Nilai Tukar), Security
Trading (Penghambat perdagangan), Market Liberalization(Pasar Bebas)
merupakan beberapa tujuan yang diarahakan oleh negara adidaya tersebut dalam
harmonisasi ini untuk menguasai negara-negara berkembang.
Tidak hanya itu, dalam penerapan landasan teori yang
dikemukakan oleh IASC tersebut terdapat konsep Entity Theory di
dalamnya. Di mana konsep ini memusatkan seluruhnya
pada stockholder yang lain hanya merupakan modal belaka jadi jangan
heran konsep ini sejalan dengan Agency Theory. Di mana konsep ini
meniscayakan adanya “majikan” dan “buruh”. Di mana secara
sederhana, majikan lah yang mendikte buruh untuk mengumpulkan keuntungan
sebanyak-banyaknya dan buruh tidak memiliki inisiatif untuk berfikir dalam
mengambil tindakan karena ada rasa takut akan tidak memuaskan majikannya.
Dengan berlakunya dua konsep di atas maka dapat dipastikan pembuatan laporan
keuangan yang semula bebas kepentingan kini menjadi sarat kepentingan.
Hasil dari penerapan akunatansi yang sarat akan
neoliberalisme dapat di lihat dari krisis tahun 2007-2008 merupakan siklik dan
akumulasi keruntuhan ekonomi kapitalisme. Siklik dan kecenderungan akumulasi
ini terlihat sejak tahun 1923, kemudian berulang pada tahun 1930, 1940, 1970,
1980, 1990, dan 1998-2001.
Krisis keuangan tahun 2000-2001 di Amerika Serikat
puncaknya ketika terjadi skandal korporasi terburuk 70 tahun terakhir seperti
Enron, Arthur Anderson, WorldCom, Cisco Systems, Lucent Tech dan lainnya (lihat
misalnya Stiglitz 2006, 7-8; Ravenscroft dan William 2004; Mayper et.al. 2005;
Bean dan Bernardi 2005). Kita lihat kejatuhan perusahaan investasi sekuritas
keempat terbesar di Amerika, Lehman Brothers. Kebangkrutan Lehman Brother
disebabkan ketidakmampuan melunasi kewajiban miliaran dollar AS. Kehancuran
pasar saham lewat derivatif juga terungkap lagi dengan kasus penipuan senilai
50 miliar dollar AS di Wall Street oleh Bernard Madoff di akhir tahun 2008.
Masalah besarnya dari sisi akuntansi adalah perusahaan Madoff ditangani oleh
kantor akuntan kecil, Friehling & Horowitz. Indonesiapun tidak ketinggalan,
misalnya Sarijaya Sekuritas yang melakukan penggelapan dana dan salah urus
aktivitas sekuritas senilai 245 miliar rupiah. Belum lagi kasus Group Bakri
atau yang sekarang sedang marak per Januari 2009, 12 perusahaan sekuritas
lainnya diberi sanksi denda dan dalam pengawasan Bappepam karena melakukan
short selling. Aktivitas mereka ditengarai yang telah menyebabkan gejolak IHSG
BEI.
Di sisi lain, konsep keuangan islam telah berkembang
pesat. Industri jasa keuangan Islam, sekarang telah mempunyai asset lebih dari
$175 milyar dengan ekuitas sebesar $15milyar. Terdapat lebih dari 300 Bank
Islam, perusahaan keuangan, bank investasi, reksa dana dan perusahaan asuransi
Islam. Pertumbuhan disektor ini sangat signifikan 10 tahun belakang ini.
Industri ini telah tumbuh sebesar 23% per tahun. Industri ini telah
mempekerjakan sekitar 300.000 pekerja yang tersebar di 34 negara diseluruh
benua kecuali di Amerika Selatan. Industri ini akan diproyeksikan akan
bertumbuh sebesar sekian $trilyun sampai tahun 2010 (Sumber AAOIFI). Kuala
Lumpur dan Bahrain merupakan negara terdepan di dunia pasar modal Islam,
sementara Dubai dan negara pemain lainnya di Timur Tengah sedang menuju ke arah
tersebut. Di Inggris, bank Islam pertama telah dibuka dan di Singapore
menyatakan ketertarikan untuk menjadi pusat keuangan islam, sementara Cina dan
India telah menyatakan ketertarikannya dalam bank Islam. Bank
syariah dan perusahaan pembiayaan tidak hanya pelaku
pasar dalam artian kehadiran mereka di pasar modal. Lebih
penting lagi,mereka adalah bagian dari sistem intermediasi keuangan
dan sangat penting bagiperekonomian suatu negara.
Menurut Prof. Iwan Triyuwono dalam kata
pengantar Menyibak Akuntansi Syariah karya Adji Dedi Mulawarman, di
Indonesia sendiri konsep akuntansi syariah telah berkembang sejak tahun 1990an,
dan mengalir manjadi dua bentuk, yaitu akuntansi syariah paraktis dan akuntansi
syariah filosofis-teoretis. Bentuk akuntansi syariah praktis dipengaruhi oleh
akuntansi modern karena berorientasi pada praktis, jadi terkesan melakukan
modifikasi sederhana terhadap akuntansi modern (akuntansi konvensional).
Sedangkan yang kedua, yaitu akuntansi syariah filosois-teoretis, menekankan pada
bentuk ideal dengan cara menggali dan menggunakan nilai-nilai filosofis Islam
untuk kemudian digunakan sebagai landasan dalam membangun teori akuntansi
syariah.
Masing-masing bentuk memiliki kelemahan dan
kelebihannya masing-masing. Akuntansi syariah praktis memiliki ketersediaan
standar yang instan untuk memenuhi kebutuhan dunia bisnis namuan tidak
memperhatikan nilai filosofis islam yang semestinya menjadi fondasi utama bagi
bentuk akuntansi syariah. Sebaliknya akuntansi syariah filosofis-teoretis melihat
secara kritis terhadap akuntansi modern, termasuk nilai-nilai yang ada di
dalamnya, bahwa akuntansi modern memiliki sifat yang egoistis, materialis, dan
mekanis. Kelemahan dari akuntansi syariah filosofis-teoretis adalah bahwa ia
masih jauh dari dunia paraktik .
Prof Iwan Triyuwono menambahkan bahwa untuk mengatasi
kesenjangan ini maka diperlukan proses derivasi/penurunan konsep dasar teori
akuntansi syariah. Beliau mengkonsepkan bahwa hal yang utama untuk mewujudkan
akuntansi syariah adalah Tauhid. Dari tauhid ini lah akan
menciptakan Faith, Knowledge, Action turun ke prinsip filosofis
akuntansi syariah yang humanis, emansipatoris, transcendental, dan teologikal
turun ke konsep dasar akuntasi syariah yang merupakan instrument keuangan,
bagian dari socio-economi, critical, menanamkan nilai-nilai
keadilan, Ethical, Holistic welfare, all-inclusive, rational intuitive.
Dari penurunan inilah praktek akuntansi syariah yang sesungguhnya dapat
dijalankan.
Terdapat konsep menarik yang ditawarkan Adji Dedi
Mulawarman dalam bukunya Menyibak Akuntansi Syariah. Perumusan Shari’ate
Value Added System (Laporan Nilai Tambah Syariah), yaitu laporan kinerja
keuangan pengganti Income Statement (Laporan Laba Rugi), dengan cara
melakukan rekonstruksi terhadap Value Added Statement (Laporan Nilai
Tambah). Laporan Nilai Tambah Syariah adalah bentuk pertanggungjawaban keuangan
perusahaan Islami yang idealnya untuk memberikan nilai tamabah (Value
Added) dantazkiyah (pensucian). Pemberian nilai tambah yaitu peningkatan
kesejahteraan bagi pemilik, manajemen, dan pemegang saham di satu sisi.
Sekaligus nilai tambah kesejahteraan yang harus dilakukan pula kepada karyawan,
buruh, supplier, masyarakat sekitar, pemerintah, lingkungan. Dan teutama adalah
tugas perwujudan nilai Tazkiyah (penyucian) laporan keuangan sebagai bentuk
pertanggungjawaban perusahaan kepada Allah SWT. Di dalam bukunya Beliau
menekankan bahwa zakat merupakan sebagai pusat value added sebagai
perwujudan akuntabilitas dan tazkiyah (penyucian) perusahaan.
Dalam konsep laporan Sahri’ate Value Added
Statement (SVAS) yang ditawarkan Adji Dedi Mulawarman dalam bukunya
Menyibak Akuntansi syariah terdapat perbedaan cara pandang dari akuntansi
konvensional dan Islam. misalnya dalam gaji karaywan, Akuntansi konvensional
melihat gaji karyawan sebagai turunan dari faktor-faktor produktif dalam
ekonomi, sehingga harus diletakkan kedudukannya sama dengan modal, tanah, dan
investasi lainnya. Sedangkan dalam islam, gaji karyawan berbeda kedudukannya,
yaitu sebagai ketundukan kepada Alllah SWT untuk memberikan nilai kompensasi
dari hasil keringat kerjasama antar sesama manusia ciptaan Allah SWT. Sehingga
gaji karyawan diletakkan dalam bentuk aktualisasi akuntabilitas ketundukan.
Sedangkan modal, tanah dan investasi diletakkan dalam bentuk aktualisasi
akuntabilitas kreativitas.
Selain itu, terdapat konsep laporan kualitatif
dalam Shari’ate Value Added Statement. Laporan informasi yang
bersifat kulitatif ini menjadi penting karena hal itu akan mengarahkan
penggunanya tidak berfikir tentang materi saja. Laporan kualitatif berupa
catatan berkaitan dengan tiga hal. Pertama, pencatatan laporan pembentukan SVA
yang tidak dapat dimasukkan dalam bentuk laporan kuantitatif. Misalnya, bila
terjadi kesalahan dalam perusahaan berkaitan dengan ketentuan-ketentuan syara’.
Berupa penentuan perusahaan dalam melakukan proses produksi suatu produk
tertentu terkait dengan halal-haram, etika usaha dan manajemen
keseluruhan, prosedur dan mekanisme perencanaan, implementasi dan evaluasinya
pada suatu rangkaian produksi/olahan bahan yang akan dikonsumsi umat islam.
Kedua, pencatatan atas penentuan nisab zakat yang merupakan batas
dari SVA yang wajib dikenakan zakat dan distribusi zakat pada yang
berhak. Ketiga, laporan kualitatif seperti penjelasan tentang keharaman, baik
karena faktor eksternal dari penjualan, proses pembentukan struktur modal yang
berhubungan dengan neraca, maupun proses relasi sosial dan penanganan
lingkungan. Seperti diketahui, tazkiyah (penyucian) selain dilakukan
dalam aktivutas ekonomi juga berkaitan dengan pelaku yang berinteraksi dengan
perusahaan.
Mampukah konsep akuntansi syariah di atas diterapkan
dan menjadi solusi permasalahan akuntansi modern? Konsep Akuntansi syariah yang
bagaimanakah yang harus diterapkan sehingga dapat menjadi solusi ditengah
gencaran kapitalis dalam menerapkan akuntansi modern?
Sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2013/02/19/akuntansi-syariah-sebagai-solusi--534928.html
Keterangan:
- Kalimat Argumentasi :
- Kelemahan dari akuntansi syariah filosofis-teoretis adalah bahwa ia masih jauh dari dunia paraktik .
- Bank syariah dan perusahaan pembiayaan tidak hanya pelaku pasar dalam artian kehadiran mereka di pasar modal. Lebih penting lagi,mereka adalah bagian dari sistem intermediasi keuangan dan sangat penting bagiperekonomian suatu negara.
- Dengan berlakunya dua konsep di atas maka dapat dipastikan pembuatan laporan keuangan yang semula bebas kepentingan kini menjadi sarat kepentingan.
- Akuntansi syariah praktis memiliki ketersediaan standar yang instan untuk memenuhi kebutuhan dunia bisnis namuan tidak memperhatikan nilai filosofis islam yang semestinya menjadi fondasi utama bagi bentuk akuntansi syariah.
- Perusahaan besar mereka akan senaknya saja menguasai sumber alam kita yang lambat laun akan mematikan perusahaan-perusahaan asli dalam negeri kita.
- Kalimat Penalaran :
- Industri jasa keuangan Islam, sekarang telah mempunyai asset lebih dari $175 milyar dengan ekuitas sebesar $15milyar.
- Siklik dan kecenderungan akumulasi ini terlihat sejak tahun 1923, kemudian berulang pada tahun 1930, 1940, 1970, 1980, 1990, dan 1998-2001.
- Salah satu contohnya adalah pengaruh pendidikan orang Barat yang telah memasuki system pendidikan kita saat ini, misalnya saja di jurusan Akuntansi UNHAS disuguhkan buku akuntansi yang berasal dari pemikiran orang barat, mulai dari Pengantar Akuntasi hingga Akuntansi Keuangan buku pedoman pengajarannya ditebitkan dari orang barat yaitu Kieso dkk.
- Industri ini telah mempekerjakan sekitar 300.000 pekerja yang tersebar di 34 negara diseluruh benua kecuali di Amerika Selatan.
- Kehancuran pasar saham lewat derivatif juga terungkap lagi dengan kasus penipuan senilai 50 miliar dollar AS di Wall Street oleh Bernard Madoff di akhir tahun 2008.
0 komentar:
Posting Komentar